Rabu, 17 Desember 2014

Cerpen



“Lagu Terahir”

Sudah hampir dua jam Neza mondar-mandir mengelilingi kamarnya, gadis ini terlihat sangat gelisah. Berulang kali dia melirik hp kecil yang ada di tempat tidurnya, tapi tak ada satu pun pesan masuk yang tampak di hp itu.

“Kamu kemana, sih? Kok sms ku nggak di balas-balas” gerutu neza sambil memencet nomer telepon dengan cepat.

Sebelum Neza sempat menelpon, sebuah SMS masuk dan di layar ponsel itu tertulis My Chuby. Secepat kilat Neza membuka SMS itu lalu membacanya dengan tidak sabar.Ternyata orang yang selama ini dia tunggu itu baru saja selesai bertanding dalam turnamen voli. Setelah membalas SMS itu, Neza memejamkan matanya untuk tidur, karena malam telah larut.

Keesokan harinya...

Seperti biasa, Neza selalu mengirimkan ucapan selamat pagi pada kekasihnya sebelum dia berangkat kuliah. Namun, hatinya kembali tak tenang ketika sang kekasih belum juga membalas SMS-nya hingga sore hari. Berkali-kali dia mengirimkan SMS, hingga akhirnya balasan yang ditunggu datang.
-aku udah solat dan makan kok-

Neza membalas SMS itu, tapi setelah beberapa kali SMS-an, dia merasa aneh dengan pesan dari kekasihnya itu. Hingga akhirnya dia tahu kalau ternyata yang membalas SMS itu bukanlah “Rayhan” pacarnya, tapi temannya. Hal itu membuat Neza sangat marah dan tidak membalas SMS itu lagi. Neza berharap pacarnya akan menghubunginya dan meminta maaf langsung padanya.

Tapi ternyata pertengkaran itu terus berlanjut hingga malam hari. Meskipun Rayhan telah meminta maaf, tapi Neza masih juga kesal dengan sikap Rayhan yang tidak mau membalas SMS-nya. Dan malam itu pun berakhir tanpa ada SMS dari keduanya.

Pertengkaran kedua pasangan itu berakhir dengan kata putus yang dikirimkan lewat SMS oleh Rayhan. Hal itu membuat Neza yang sejak awal sudah sedih akhirnya menangis di depan sahabat-sahabatnya. Dia tidak menyangka pacar yang selama ini sangat dicintainya ternyata tega memutuskan hubungan mereka begitu saja. Namun, setelah mendengar alasan Rayhan yang sudah merasa tidak nyaman lagi dengannya, Neza akhirnya menerima keputusan itu dengan hati yang hancur.

Malam harinya, Neza yang masih stres dengan kenyataan yang menyakitkan itu mendadak jatuh sakit. Tubuhnya demam dan kadang dia menggigil. Dia berharap Rayhan akan menghubunginya dan bilang kalau mereka tidak jadi putus. Tapi harapan itu, hanya menjadi harapan semata, karena tak satu pun SMS dari Rayhan yang masuk ke hp-nya.

* * *
Sudah hampir seminggu Neza sakit, hingga akhirnya dia harus di rawat di rumah sakit. Tapi kondisinya belum juga membaik.Maag yang selama ini di deritanya ternyata sudah sangat parah hingga menimbulkan pendarahan. Dokter pun mengatakan kalau salah satu faktor yang menyebabkan penyakit Neza semakin parah adalah stres yang dialaminya hingga membuat kondisi tubuhnya menurun.

Rati, sahabat Neza yang paling mengerti keadaan Neza hanya bisa menatap iba tubuh sahabatnya yang sekarang terkulai lemah diatas tempat tidur. Wajahnya pucat dan tubuhnya semakin kurus. Rati sangat mengerti perasaan Neza yang merasa sangat kehilangan Rayhan kekasihnya. Kadang samar-samar dia mendengar Neza menyebut nama Rayhan dalam tidurnya, dan hal itu membuat Rati menangis, tak sanggup melihat penderitaan yang di rasakan oleh sahabatnya itu.

Za, gmn keadaan kamu sekarang?” tanya Rati ketika sahabatnya baru saja bangun.

“Alhamdulillah udah mendingan, udahlah nggak usah cemas gitu” jawab Neza, wajahnya terlihat pucat.

“Kamu masih mikirin Rayhan, ya?”

“Maksud kamu?”

“Dari kemarin aku dengar kamu memanggil nama Rayhan berkali-kali saat kamu lagi tidur. Kamu kepikiran dia lagi?” tanya Rati cemas.

“Iya, aku kangen sama dia. Apa dia menghubungiku?” jawab Neza.

“Setahu aku, sih, belum ada SMS ataupun telepon dari dia. Kenapa?”

“Enggak apa-apa, cuma mau tahu aja dia peduli atau nggak” jawabnya, wajahnya terlihat sedih.

“Apa perlu aku telepon dia untuk kasih tahu keadaan kamu?”

“Enggak usah, aku nggak mau dikasihani sama dia.”

Rati hanya bisa diam mendengar jawaban sahabatnya itu.Rasa kagum dan sedih bercampur di hatinya. Kagum akan ketegaran sahabatnya itu, tapi sedih melihat penderitaan yang harus dialami Neza. Rati tahu di saat sakit seperti itu, pasti Neza ingin Rayhan ada bersamanya, dan nggak meninggalkannya seperti ini.
 * * *

Hampir tiga minggu Neza di rawat di rumah sakit, dan selama itu juga Rati selalu memperhatikan perkembangan kesehatan sahabatnya itu. Setiap kali Neza merasa sakit di tubuhnya ataupun tubuhnya demam, Neza selalu mendengarkan sebuah lagu ciptaan Rayhan, mantan kekasihnya. Dan seperti mukjizat, keadaan Neza perlahan membaik setelah mendengar lagu itu. Rati akhirnya mengerti kerinduan Neza pada Rayhan sangatlah besar hingga menyiksa seluruh tubuhnya bukan hanya hatinya.

Hingga suatu hari, tanpa sepengetahuan Neza, Rati menelpon Rayhan yang ada di luar kota. Dia menceritakan keadaan Neza  pada Rayhan, dan dia juga meminta Rayhan untuk datang menemui Neza. Tapi, Rayhan masih belum juga mau menemui Neza.
  
* * *

Beberapa hari setelah telepon itu, Rayhan mengabari Rati kalau dia akan ke Surabaya untuk menemui Neza. Rati yang mendapat kabar menggembirakan itu langsung menemui Neza. Tapi sayangnya Neza sedang tidur saat itu. Rati hanya bisa menunggu, sampai Rayhan tiba di Surabaya dua hari lagi.

Hari itu akhirnya tiba juga. Rayhan, orang yang selama ini di tunggu kedatangannya oleh Neza dan Rati akhirnya datang. Dia meminta Rati mengantarkannya ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, Rayhan terdiam melihat keadaan gadis yang ada di kamar rawat itu.Sosok yang selama ini tidak pernah di jumpainya, kini dilihatnya dengan kondisi yang memprihatinkan. Selang infus terpasang di tangannya, matanya terpejam, tapi di kedua telinganya terpasang headset agar Neza bisa selalu mendengarkan lagu musik yang bisa menenangkan.

“Dia hanya sedang tidur.Tunggu saja, sebentar lagi juga dia bangun” ucap Rati yang berdiri di belakang Rayhan.

“Sudah berapa lama dia seperti ini?” tanya Rayhan, dia mulai berjalan mendekati tempat tidur Neza.

“Hampir satu bulan dia terbaring di tempat tidur itu.Sekarang coba kau dengar lagu yang sedang di dengarkan Neza” ucap Rati sambil melepas satu headset itu dan memberikannya pada Rayhan.

Rayhan terkejut ketika mendengar lagu itu, lagu yang pernah dia ciptakan untuk Neza dulu. Dia tidak menyangka gadis itu masih menyimpan rekaman lagu itu. Kedua matanya menatap wajah Neza yang tertidur.

“Itulah yang membuat Neza bertahan selama ini.Itu yang dia lakukan bila sedang merindukanmu.Suaramu yang sangat dia rindu” ucap Rati.

Rayhan yang masih merasa terkejut perlahan memegang tangan Neza, kedua matanya tak lepas dari wajah Neza. Terlihat masih ada kasih sayang yang dalam dari tatapan itu. Tiba-tiba tangan yang di pegang Rayhan bergerak, Neza bangun dari tidurnya. Dan dia terkejut ketika ada seorang cowok duduk di sampinya sambil memegang tangannya.

“Tenang, Za. Dia Rayhan, orang yang selama ini kamu rindu” ucap Rati.

Rayhan? Kenapa bisa ada disini?” tanya Neza yang masih terkejut.

“Maaf, ya.Aku yang menelpon dia dan meminta dia untuk datang menjengukmu.Karena aku nggak tega melihat kamu seperti ini terus.”

“Kenapa kamu bisa sampai kayak gini? Kenapa kamu nggak menjaga kesehatanmu?” tanya rayhan yang masih tetap menatap wajah Neza.

“Itu bukan urusanmu” sahut Neza sambil melepaskan genggaman Rayhan.

“Waktu itu kamu kan udah janji, bisa terima keputusanku untuk mengakhiri hubungan kita, dan berjanji akan baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang kamu kayak gini?”

Neza hanya diam dan memalingkan wajahnya dari Rayhan. Sementara Rayhan masih terus berbicara pada Neza. Rati yang melihat itu hanya berharap keadaan Neza akan membaik setelah bertemu Rayhan. Dan ternyata benar, setelah berdebat cukup lama akhirnya Neza dan rayhan mulai akrab kembali. Wajah Neza yang tadinya pucat juga mulai berubah cerah.

Pertemuan antara Neza dan Rayhan terus berlangsung selama seminggu, dan selama itu keadaan Neza berangsur membaik. Suatu hari, Neza ingin pergi ke pantai bersama Rayhan, dia ingin melihat sunset bersama orang yang di cintainya. Walaupun awalnya dokter, orang tua Neza, dan Rayhan tidak setuju, tapi demi kesembuhan Neza, akhirnya mereka menyetujui permintaan Neza itu. Dan pergilah mereka berdua ke pantai untuk melihat sunset.

Di pantai itu, Rayhan menyanyikan lagu yang baru di buatnya untuk Neza. Lagu yang liriknya adalah ciptaan Neza, dulu dia pernah meminta Rayhan untuk menciptakan lagu dari lirik yang dibuatnya. Dan kini lagu itu telah selesai dan Rayhan menyanyikannya secara langsung untuk Neza.

Keadaan yang sangat romantis itu membuat Neza bahagia. Berkali-kali dia tersenyum dan tertawa saat bersama Rayhan. Kebahagiaan yang entah akan bertahan sampai kapan.

“Aku bahagia banget hari ini, karena bisa pergi sama kamu, tertawa dan melihat sunset bersama kamu. Dan yang lebih membahagiakan, aku bisa mendengar lagu itu secara langsung” ucap neza sambil memandang langit.

“Aku juga senang bisa jalan sama kamu.Makanya kamu harus cepat sembuh, nanti kita bisa jalan-jalan lagi” sahut Rayhan.

“Iya.Rasanya aku nggak ingin ini berakhir, aku ingin terus bersama kamu.Bahagia seperti ini.”

rayhan hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Neza. Lalu mencium kening Neza dengan lembut. Neza yang terkejut hanya bisa menatap Rayhan, lalu tersenyum.

“Aku sayang kamu.Cepat sembuh, ya” ucap rayhan.

Air mata mengalir dari mata Neza. Suasana mengharukan itu terlihat sangat membahagiakan. Setelah itu mereka kembali ke rumah sakit karena Neza masih harus di rawat.

* * *

Sebuah kabar mengejutkan membuat Rayhan dan Rati datang ke rumah sakit lebih pagi dari biasanya. Keadaan Neza yang belakangan ini mulai membaik, tiba-tiba drop. Semua dokter dan perawat sibuk mengatasi keadaan itu. Sedangkan Rayhan, Rati dan keluarga Neza hanya bisa menunggu dan berdoa dari luar ruang ICU.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya dokter membolehkan mereka untuk masuk ruangan itu dan melihat kondisi Neza yang sudah sadar. Wajah gadis itu semakin pucat dan tubuhnya dingin.Tapi dia masih tersenyum saat melihat keluarga dan dua orang yang berharga baginya itu masuk ke kamarnya.

“Kamu nggak apa-apa kan, sayang?” tanya orang tua neza.

“Aku baik-baik aja kok, Bu” sahut Neza yang masih lemah.

Rayhan, aku mau mendengar kamu menyanyi.Tolong nyanyikan lagu itu sekarang. Aku mau dengar” ucap Neza dengan suara yang hampir seperti bisikan.

“Nanti saja, sekarang kamu istirahat dulu” sahut Rayhan.

“Aku mau mendengarnya sekarang.Aku lelah, ingin istirahat.Aku ingin mendengar lagu itu untuk menemani tidurku.”

“Nyanyikan saja” ucap Ibu Neza.

Akhirnya Rayhan menyanyikan lagu yang ingin di dengar Neza itu. Tangannya menggenggam tangan Neza yang dingin, Neza juga menggenggamnya dengan erat seperti tak mau lepas lagi. Perlahan matanya terpejam dan akirnya dia tertidur. Tapi bukan tidur biasa, karena monitor yang menunjukkan gerakan jantung Neza perlahan berhenti, hingga akhirnya sebuah garis muncul di monitor itu. Dan tak ada lagi pergerakan grafik detak jantung Neza. rayhan yang dari tadi menggenggam tangan Neza merasa tangan Neza perlahan melepas genggamannya.

Mereka terus memanggil Neza, tapi dia tidak juga membuka matanya. Dokter juga sudah mengatakan kalau Neza telah pergi untuk selamanya. Air mata seperti tak bisa berhenti mengalir dari mata keluarga, Rati dan Rayhan. Mereka tidak menyangka, Neza yang mereka kira akan segera sembuh ternyata meninggalkan mereka secepat itu.

Begitu juga Rayhan, dia tidak mengira kalau lagu yang dia nyanyikan itu adalah lagu terakhir untuk Neza. Sebelum wajah Neza di tutupi kain putih, Rayhan mencium kening gadis yang pernah di cintainya itu dengan lembut.

“Selamat jalan, sayang.Maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini.Semoga kau tenang disana.”

Bersambung............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hetalia: Axis Powers - Taiwan