" indah karuniamu"
Malam ini begitu sunyi,tak ada suara yg kudengar selain rintik
hujan dan senandung keluarga jangkrik.Aku duduk terdiam di depan asramaku, Entah apa yg
aku fikirkan...aku pun tak tau.Bayangan yg tak jelas kian berganti menembus
alam hayalku ,,”Astaghfirullahaladzim,,,”ucapku saat ku tersadar betapa
bodohnya aku yg tak bisa memanfaatkan waktu, yg hanya bisa membuang waktu
dengan hayalan yg tak jelas. Aku pun beranjak dari dudukku dan segera
kulangkahkan kaki ini menuju tempat istirahatku.Dan kuniatkan hati ini tuk
menghadapi hari esok dengan penuh ikhlas dengan mengharap barokah.
Yaa,,disinilah aku sekarang.Pesantren tempatku meraup ilmu dan
barokah.Tempat dimana aku bisa meraih cita-citaku,Sesuai dengan janjiku pada
kedua orang tuaku.Aku tak akan menyia-nyiakan kepercayaan dari mereka dan
ikrarku pun tercatat.Sepenuh hati kujalani serangkaian kegiatan religi yg
kuyakini slalu membuat hatiku tenang saat iklas menjalankannya.
* * *
Semilir
angin kian berhembus membawa ketenangan bagi setiap insan.Dengan kuucap
“bismillah”,mantaplah niatku tuk menyerap ilmu hari ini.
“Adinda……!!”
Suara yg tak asing bagiku.Ku
balikkan badan dan kutatap wajah wajah cantik yg menghampiriku.
“ya
Zahra???”tanyaku padanya
“kita
berangkat bareng yaa?? Aku ingin menanyakan tentang pelajaran Fiqh minggu
lalu.”celoteh Zahra yg begitu periang.yaa,,,dia adalah Zahra.Gadis cantik,
pintar, sopan, dan yg terpenting dia adalah sahabatku
“yaudah,,diskusinya
nanti dikelas saja.Gerbabg sudah hampir dibuka.”jawabku pada Zahra.
Dan tak lama dari itu, gerbang
asrama putri pun terbuka.Dengan mantap aku dan Zahra meniti langkah menuju madrasah
tempat berjuta ilmu bisa kudapatkan.
Sembari
menanti ustadz tiba, aku berdiskusi dengan Zahra seperti janjiku
tadi.Kujelaskan pada Zahra poin-poin terpenting dalam mempelajari ilmu Fiqh
ini.Hingga sebuah suara menyapaku
“Assalamualaikum
adinda??”
“waalaikumsalam
ada yg ………”suaraku terhenti saat menatap wajah itu.Tatapannya begitu tenang,
suaranya indah kudengar.”Astaghfirullah..”gumamku saat kutersadar yg kulakukan
itu salah dan segera kutundukkan kepalaku kembali.”Ada yg bisa saya
bantu??”Tanya ku pada pria itu
“maaf
adinda,,aku hanya ingin menyampaikan bahwa kepala madrasah menunggumu di
kantor.terima kasih,,Assalamualaikum??”ucapnya cepat-cepat.
Aku
pun segera beranjak dan berjalan menuju kantor.Fikiranku berkecamuk antara
senang, dan merasa bersalah.Ya Allah,,ampuni aku yg tak bisa mengindahkan
perintahmu.Kupercepat langkahku menuju ruang kepala madrasah,aku ingin segera
tahu ada apa sebenarnya beliau memanggilku.
“Assalamualaikum..”ucapku
sembari membuka pintu kantor itu.
“Waalaikumsalam,,masuklah
adinda.”kudengar sahutan lembut dari dalam ruangan itu.
“maaf
ustadzah,,apa ustadaza memanggil saya???”tanyaku ragu
“begini
dinda,,saya hanya ingin memberitahumu bahwa minggu ini akan diadakan lomba
membaca kitab Fathul Mu’in,,dan kami pihak madrasah berencana akan mengutusmu
untuk mengikuti lomba itu.bagaimana nak,,apa kamu bersedia??”rentetan kalimat
itu cukup membuatku tertegun sejenak.
“hemm..saya
bersedia ustadzah,,dan insya allah saya siap mengikuti lomba itu.”kutekadkan
niatku dengan senyuman.
“Alhamdulillah,,semoga
kamu dan Rayhan bias membawa nama baik pondok pesantren ini.”ucap beliau dengan
senyuman yg begitu tulus.
“kalau
begitu saya permisi ustadzah”ucapku undur diri.
Disepanjang
koridor menuju kelas, otakku trus berfikir keras ‘Rayhan?’ siapa dia?? Baru
kali ini aku mendengar namanya.Ahh,,,akhirnya kutepis semua rasa penasaranku,
aku yakin orang yg bernama ‘Rayhan’ itu adalah orang yg pintar dan terpercaya
dalam mengikuti lomba ini.
Bel
pulang pun berdering,kuucap syukur atas hari ini.Aku bersama Zahra pun
melangkah kaki menuju gerbang madrasah untuk pulang dan kembali ke asrama.
“eh
din,,seneng ya bisa mgomong sama rayhan???”celoteh Zahra tiba-tiba
“Rayhan??Rayhan
siapa??”Tanya ku bingung pada Zahra.Apa Zahra tau aku sedang penasaran dengan
orang yg bernama rayhan??
“pura-pura
gak tau atau ……….???”ucap Zahra trus memancingku untuk mengaku
“aku
benar-benar tak tau Zahra!”ucapku kemudian
“Rayhan
yg tadi ke kelas untuk memanggilmu ke kantor.”
Aku terkejut dengan ucapan
Zahra.Itukah Rayhan??diakah Rayhan yg akan mengikuti lomba
bersamaku??.’Subhanallah’ ucapku dalam hati.Dan entah mengapa seulas senyuman tersungging
di kedua sudut bibirku.
“Adinda??”panggil
Zahra yg spontan mengejutkanku
“Eh,,Ahh,,i..iya
Zahra??”jawabku gugup
“kamu
kenapa??ayo ngaku?!”Tanya Zahra yg menggodaku dengan senyum nakalnya.
“Aku
tak kenapa-kenapa.”jawabku datar.Dan zahrapun membalasnya dengan senyuman yg
tak bi kuartikan.
* * *
Hari
–hari terus berlari tanpa memerdulikan apapun.Karna itulah waktu,tak kan ada yg
bisa menghalanginya untuk terus melaju.Dan begitupun aku,terus menjalankan
rutinitas istiqomahku tanpa ada kata lelah.Aku senang berada di sini,bersama
sahabat dan banyak teman dengan tujuan yg insya allah sama, yaitu meraup dan
mendapakatkan ilmu serta barokahnya.
Sore
ini seperti biasa akan dilaksanakan kegiatan pengajian rutin di mushalla
putri.Dan yg membuatku begitu bersemangat, pengajian ini dipimpin langsung oleh
kiai besar pengasuh pondok pesantrenku.Dan tanpa membutuhkan waktu yg lama
seluruh santri putri pun berkumpul di mushalla putri untuk mengikuti pengajian
itu.
Sembari
menanti kedatangan kiai Arifin, aku, Zahra, dan Nabilla membahas materi
pengajian minggu lalu.Tanpa sadar, kita pun mendengar suara ricuh seluruh
santri di mushalla , aku pun menanyakannya pada Nabilla .
“bill,
ada apa??”tanyaku penuh penasaran
“kabar
bahagia untuk para santri din,,kiai Arifin tak bisa hadir untuk memimpin
pengajian ini.”ucap nabilla penuh semanagat
“Kenapa
jadi kabar bahagia?”ucapku masih heran
“Karna
Rayhan akan menggantikan kiai Arifin untuk memimpin pengajian kali ini.Itu yg
membuat para santri putri bahagia.”ucap nabilla penuh semangat
“Rayhan??”tanyaku
heran.Kenapa bisa dia?
“iya
din…Rayhan itu adalah abdi dhalem kepercayaan kiai Arifin.Pantas saja jika dia
yg diberi kepercayaan untuk memimpin pengajian kali ini.”jelas Zahra dengan
semangat
Kutundukkan
kepalaku dan kembali kubaca ulang rentetan tulisan arab yg penuh makna.Aku
mulai resah, fikiranku tak tenang.Aku juga tak mengerti mengapa aku seperti
ini.Namun, terus ku usahakan untuk berkonsentrasi mengikuti pengajian ini.
“dinda
,,sepertinya Rayhan sedang memerhatikanmu.”ucap Zahra yg sontak membuatku
terkejut.
“itu
hanya perasaanmu saja Zahra.”jawabku mengalihkan pembicaraannya.Aku tak tau apa
yg kualami saat ini, sungguh aku tak
mengerti.Konsentrasiku pecah, dan seketika hancur mendengar suara itu.
“Assalamualaikum
??”Rayhan pun memulai dengan salamnya
“waalaikumsalam!”jawab
seluruh santri putri dengan kompaknya.
“Permohonan
maaf dari kiai Arifin karna tak bisa memimpin pengajian hari ini.Dan
perkenankan saya untuk memimpin diskusi pada sore hari ini.Baiklah,,kita langsung
mulai saja.Sore ini kita akan membahas tentang bab nikah.”terang Rayhan dengan
penuh bijaksana
Pengajian
hari ini berjalan dengan khitmat.Santri pun sepertinya menikmati dan memahami
setiap materi yg Rayhan sampaikan.Begitupun aku,aku merasa senang karna aku
bisa mendapatkan ilmu baru dari bab yg kupelajari hari ini.Walau pun kutau
fikiranku tak sepenuhnya berkonsentrasi.
* * *
“Semoga
sukses Adinda, kami disini slalu mendukung dan mendo’akan mu.”itulah ucapan
Zahra terahir kali saat aku akan berangkat mengikuti lomba.Yaa,,hari ini adalah
hari-H lomba membaca kitab Fathul Mu’in.Degup jantungku tak beraturan, keringat
dingin pun seolah terus mengalir membasahi tubuhku.Kuperbanyak sholawatku, agar
aku sedikit tenang hatiku.Beda halnya dengan seseorang yg duduk dikursi
depanku.Dia begitu tenang seolah tak ada sedikit pun beban yg dia rasakan.Dan orang
itu adalah Rayhan.
Acara
lomba pun usai.Perasaanku begitu lega, aku tak pernah berharap mendapat
kemenangan, semua kuserahkan pada sang khaliq.Kami pun bersiap untuk kembali ke
pondok pesantren tercinta.
“Adinda..!!”suara
yg kukagumi itu memanggilku.Ku hentikan langkahku dan menunggu kalimat
selanjutnya yg akan dia katakana
“Ada
apa Rayhan??”tanyaku berusaha menutupi kegugupanku
“Aku
hanya ingin meminta maaf padamu.”ucapnya datar
“Untuk
apa?Apa kau pernah berbut salah padaku?”tanyaku keheranan
“mungkin
saja,,tapi aku merasakannya.dan mungkin di hari esok aku akan membuat kesalahan
lagi pasamu.Jadi aku sangat meminta maaf padamu.”
“Baiklah.”jawabku
singkat walau pun aku tak mengerti apa kesalahannya pada ku.Setelah jawabanku
usai,Rayhan segera berjalan pergi dari hadapanku.Fikiranku semakin
bingung.Rayhan benar-benar seseorang yg sangat misterius bagiku.Tapi segera
kutepis fikiran itu,karna aku tak mau membuat noda dalam diriku dengan cara
memikirkan seseorang yg tak boleh aku fikirkan.
Kedatanganku
kembali dipesantren disambut hangat oleh teman-temanku, terutama Zahra.Dia
langsung saja menghampiriku yg berjalan menuju asrama.
“Bagaimana
dengan lombamu Dinda??”Tanya Zahra begitu antusias.
“Menyenangkan
Zahra,”jawabku singkat.
“Menyenangkan
karna kau bias mengikuti lomba itu atau karna seharian ini ka uterus bersama
Rayhan??”Zahra mulai menggodaku.
“Sudahlah
Zahra,,kau slalu saja menggodaku.”ucapku dengan wajah sedih.Namun percuma
saja,,Zahra tak gampang tertipu dengan wajah sedihku itu.
“Tenanglah
Dinda,,hanya kau yg tau.Lebih baik kau beristirahat saja.Karna besok pagi kita
harus sekolah.”ucap Zahra mengingatkanku.
Setelah
menunaikan sholat isya’,,aku pun memutuskan untuk beristirahat dan mengumpulkan
kembali tenagaku agar besok aku kembali semangat menuntut ilmu.
* * *
Pagi
ini aku begitu bersemangat pergi kesekolah.Entah apa yg aku fikirkan,yg
terpenting adalah semangatku untuk mendapatkan ilmu.Seperti biasa, aku dan
Zahra melangkah beriringan menuju sekolah madrasah,selagi berjalan di koridor
dekat santri putra aku menundukkan kepalaku agar terjaga pandanganku.
Pelajaran
hari ini dapat kuserap dengan lancar tanpa masalah.Aku slalu berusaha agar aku
dapat menepati janjiku pada orang tuaku.Aku juga ingin membuat mereka
bangga.Itulah yg membuatku semangat untuk terus meraup ilmu dan barokah di
pesantren ini.Dan semoga Allah meridhoinya.
Setelah
bel tanda pulang bordering, aku segera beranjak dan mengajak Zahra untuk
pulang.Kami berjalan beriringan di koridor madrasah sembari bertukar fikiran
tentang pengetahuan baru yg kami tahu.
“Assalamualaikum?”suara
itu memutus pembicaraan kami.
“Waalaikumsalam>”jawab
kami serempak.
“Zahra,,aku
ada urusan denganmu.Bisa kita bicara sebentar??”Ucapnya dengan lembut.Sejenak
Zahra menoleh kearah ku,,kuanggukkan kepalaku tanda aku mempersilahkannya.
“Baiklah.Ada
yg bisa kubantu??”ucap Zahra kemudian.Aku segera meninggalkan mereka berdua dan
memutuskan untuk pulang ke asrama duluan.
Kenapa
perasaanku tak enak??Ada apa sebenarnya ini??Aku tak boleh merasakan ini.Aku
berusaha menghapus fikiran-fikiran yg mengganggu diriku.Tapin tetap saja aku
merasa cemas.Akhirnya kuputuskan untuk berwudlu’ dan menunaikan sholat dhuha.
Alhamdulillah,,sedikit
tenang hatiku setelah bercengkrama dengan Allah tuhanku.Inilah luar biasanya
sholat sunnah,selalu bisa menjernihkan fikiran dan menenangkan hati setiap
insan yg menunaikannya.Usai sholat dhuha, aku berjalan menuju asramaku.Tak lama
dari itu kudengar suara Zahra mengucap salam.
“Assalamualaikum
Adinda??”
“Waalaikumsalam
Zahra.Maafkan aku Zahra?Aku memutuskan untuk pulang lebih dulu darimu
tadi.”ucapku pada Zahra
“Sudahlah
tak apa. Oh ya,,aku hanya ingin menyampaikan amanah ini padamu Dinda.”sembari
memberiku sebuah amplop biru.
“Apa
ini dan dari siapa Zahra??”tanyaku penasaran
“Nanti
juga kau akan tau sahabatku.”ucapnya padaku dan melangkahkan kakinya
meninggalkanku.
Amplop
itu masih kupegang, aku tak berani membukanya.Namun rasa penasaranku yg begitu
besar mengalahkan rasa takutku.Dengan basmalah dan tanganku yg gemetaran,
kubuka amplop itu yg kemudian kutau isinya adalah sepucuk surat.Perlahan,
akhirnya kubuka lipatan demi lipatan surat itu.
Denyut
nadi yang mendetak dari jantung ini,
tak lagi beraturan seperti biasanya..
yang ku rasa semua mulai berbeda..
karna di setiap langkahku,
ku utarakan namamu..
dan tiap kali aku berhenti,
ku bayangkan wajahmu ..
Tak pernah lepas hayalku mengikat seluruh tubuh ini..
agar tidak meninggalkanmu..
karna di seluruh jiwa dan ragaku,
telah ku ukir indah namamu..
yang pada saat itu pula,
membuat lengkung senyum di bibirku..
Seandainya kau tau perasaan ini..
mungkin saja kau kan marah padaku..
yang tlah salah menyimpan rasa ini padamu..
namun inilah aku..
yang tak mampu berkata untuk menjelaskan isi hati ku..
tak lagi beraturan seperti biasanya..
yang ku rasa semua mulai berbeda..
karna di setiap langkahku,
ku utarakan namamu..
dan tiap kali aku berhenti,
ku bayangkan wajahmu ..
Tak pernah lepas hayalku mengikat seluruh tubuh ini..
agar tidak meninggalkanmu..
karna di seluruh jiwa dan ragaku,
telah ku ukir indah namamu..
yang pada saat itu pula,
membuat lengkung senyum di bibirku..
Seandainya kau tau perasaan ini..
mungkin saja kau kan marah padaku..
yang tlah salah menyimpan rasa ini padamu..
namun inilah aku..
yang tak mampu berkata untuk menjelaskan isi hati ku..
Aku
hanya ingin kau tau adinda tentang hatiku..
maafkan aku yang tlah lancang mengatakannya padamu,
aku harap kau bisa mengerti.
maafkan aku yang tlah lancang mengatakannya padamu,
aku harap kau bisa mengerti.
“RAYHAN”
Tanganku
bergetar, jantungku berdegup begitu kencangnya, dan butiran bening itu mengalir
di pipiku.Berkali-kali kuucap istighfar agar hatiku tenang, namun sepertinya
usahaku sia-sia.Aku hanya bisa diam merenungi apa yg terjadi.Apa yg harus
kulakukan ya Allah??
Lama
kuterdiam memikirkan apa yg harus kulakukan saat ini.Dan akhirnya kuputuskan
untuk membalas surat itu . Aku slalu berusaha agar fikiranku jauh dari
kenegativan.Semoga ini yg terbaik,,batinku dalam hati.Kata demi kata kurangkai
tanpa mengurangi rasa hormatku padanya.Surat balasanku itu kutitipkan pada
Zahra setelah aku menceritakan apa yg terjadi termasuk isi surat yg telah
kutulis.Aku tak bisa membaca ekspresi apa yg ada pada raut wajah
Zahra.Kecewakah??
* * *
Sejak
kejadian itu dan semenjak surat balasanku telah diterima Rayhan, aku tak pernah
lagi bertemu Rayhan.Melihatnya pun tak pernah.Awalnya aku tak memperdulikannya,
tapi akhirnya aku menyerah melawan hatiku sendiri.Aku bimbang, Hawatir akan
keberadaan dirinya.Dan hingga akhirnya bentengku benar-benar roboh karna
Rayhan.
Setiap
hari aku hanya bisa menangis memikirkannya.Aku tau ini kelakuan paling bodoh
dalam hidup,tapi aku tak sekuat yg mereka kira.Aku kalah melawan hati dan
perasaanku sendiri.Hingga akhirnya keadaanku melemah dan jatuh sakit.Zahra tahu
masalahku dan dialah sahabat yg slalu menemaniku.
“sudahlah
dinda..!!jangan terus-terusan kau menyiksa diri dengan memikirkan orang yg
kabarnya pun kita tak tau.”Ucapn Zahra yg prihatin dengan keadaanku.
“Aku…….A..aku……”air
mataku kembali mengalir
“Adinda,,bukankah
kau yg slalu mengajarkanku untuk selalu bertawakal dan berserah diri pada
allah??dan kau juga yg mengajariku untuk slalu bersyukur atas segalanya yg
Allah berikan pada kita, baik itu rizki atu musibah??Dinda yg ku kenal adalah
orang yg arif, kuat, dan slalu berserah diri pada tuhannya. Tapi mengapa saat
ini kau menyerah dan lemah??kau benar-benar membuatku kecewa Adinda.”seloroh
Zahra panjang lebar.
“Maafkan
aku Zahra??”hanya itu kata-kata yg bisa kuucapkan.Dan kupeluk erat sahabat yg
slalu menemaniku itu.
“kuatkan
hatimu Adinda.Allah telah menyiapkan suatu keindahan untukmu.Lebih baik
sekarang kau tenangkan dirimu dengan sholat.”nasihat Zahra kemudian.zahra
membantuku untuk bangkit dan mengambil air wudlu’.
Usai
menunaikan sholat ashar,Zahra mengantarku kembali ke kamarku.Tapi tiba-tiba
kepalaku begitu berat, pandanganku mulai kabur, dan akhirnya gelap.
* * *
Mataku
mulai terbuka dan menatap sekelilingku.Sontak aku segera bangkit dari tidurku
dan duduk dengan sopan.
“Umi??maafkan
Dinda umi??”seraya mencium tangan ibuku itu.
“sudahlah
Adinda,,umi mengerti.Tak ada salah anakku.”ucap umi dengan seulas senyum tulus
dibibirnya.
“terima
kasih umi??”sembari mencium tangan umi
“Ada
yg harus umi bicarakan denganmu Adinda.”Umi pun memulai pembicaraan.
“Ada
apa umi??kenapa sepertinya sangat serius??”tanyaku penasaran
“abahmu
menyuruh umi untuk menjemputmu.Ada yg harus beliau bicarakan denganmu.”kat-kata
umi begitu tenang.
“Sebenarnya
ada apa umi?”aku masih terus bertanya,
“Sudahlah
Adinda,,turuti saja kemauan abimu.Lebih baik sekarang kita minta izin
pengasuh.”ajak umi padaku.
Setelah
mendapat izin pulang,Aku berpamitan pada teman-teman dan pada Zahra.Fikiranku
tentang Rayhan, kuusahakan terhapus secara perlahan dari otakku.Semoga ini yang
terbaik.Dan yg kini berkecamuk dalam fikiranku adalah Abah.Mengapa tiba-tiba
abah menyuruhku untuk pulang??Ada apa sebenarnya??Semunya benar-benar membuatku
bingung.
Saat
akan kunaiki mobilku,tak sengaja aku melihat seseorang yg sangat tak asing di
pandanganku.Yaa,,orang itu sangat ku kenal bahkan sangat kurindukan.Benar,,dia
adalah Rayhan,Benar-benar Rayhan.Hatiku mulai tak tenang,,kenapa saat aku
sedang berusaha untuk melupakannya,Dia justru hadir kembali di hadapanku??Ya
Allah kuatkan aku….
* * *
Malam
hari setelah sampai di rumah,,abah memanggilku keruang kelurga.Aku pun hanya
menurut dan segera menuju ruang keluarga.Ternyata disana mereka telah
berkumpul.Abah, umi, dan seorang pria yg tak kukenal.Aku terdiam dan hanya bisa
menundukkan kepala menanti apa yg akan abah bicarakan padaku.
“Baiklah,,begini
Dinda,kami semua berkumpul disini ingin membicarakan sesuatu denganmu.”abah
memulai pembicaraannya.Semua hanya bisa terdiam termasuk aku.Abah pun melanjutkan
pembicaraannya.
“Abah
harap kamu bisa menjadi anak yg baik untuk abah dan umi.Dan abah harap kamu
tidak akan mengecewakan abah dan umi.”sekali lagi abah mengingatkan ku.
“insya
allah abah, umi.”ucapku gemetar.
“abah
dan umi sudah memikirkan hal ini matang-matang.Abah dan umi berencana akan
memberhentikanmu dari pesantren.”
“Tapi
kenapa abah??umi??apa Adinda membuat kesalahan besar??”kata-kata abah cukup
membuatku terkejut.Namun abah hanya tersenyum mendengar ucapanku.
“tidak
Adinda,,kau adalah anak abah yg paling baik.”
“Lalu
kenapa abah??”tanyaku masih penasaran.
“hemm,,,begini
Adinda,abah dan umi berencana akan menikahkanmu.Dan lelaki di samping abah ini
adalah calon mertuamu.”abah berkata dengan sangat tenangnya.Namun lain halnya
dengan ku. Penjelasan abah bagai sambaran petir di
telinga.
“Kenapa abah tak pernah mengatakannya pada Dinda bah,,??dan
sekarang pun dinda bingung bah,,apa yg harus dinda lakukan??”Aku tak bisa
menahan air mataku,tetesan bening itu mengalir dipipiku tanpa bisa kukontrol.
“Lebih baik menurut
apa kata abahmu.”ucap umi menengahi dan berusaha menenangkanku.
“abah
yakin Zidan adalah laki-laki yg baik dan bisa menjadi imam yg baik juga
untukmu.Ini yg terbaik untukmu nak.”abah kembali meyakinkanku.
“Apa
dinda boleh meminta waktu untuk berfikir bah??”
“Tak
banyak waktu nak,,Akad nikahmu akan dilaksanakan besok lusa.”Ucapan abah
semakin membuatku tak bisa berkutik.Hanya air mata ini yg bisa menjawabnya.Ya
Allah,,apa yg harus aku lakukan??aku tak ingin mengecewakan orang tuaku, tapi
bagaimana dengan hatiku??
“Jika
memang ini yg terbaik,,Dinda bersedia abah.”Ucapku dengan berat hati.kurasa air
mata ini semakin deras mengalir.Semoga ini keputusan yg terbaik untukku.
“Alhamdulillah.”syukur
abah setelah mendengar keputusanku.”Persiapkanlah dirimu Dinda,,abah yakin
Zidan adalah lelaki yg baik untukmu.”lanjut abah padaku.
‘Zidan’??siapa
dia??namanya begitu asing di telingaku.Tapi aku harap dia benar-benar laki-laki
yg baik pilihan abah dan umi.Aku pun kembali ke kamar setelah abah
menyuruhku.Ku tenangkan dirikuku dan berusaha kutepis semua fikiran-fikiran
negative yg ada.Aku pun harus mempersiapkan diriku untuk besok lusa.Kutarik
panjang nafasku dan kuputuskan tuk mengakhiri aktivitasku hari ini.
* * *
Aku
duduk terpaku di depan cermin kamarku,melihat pantulan bayangan seseorang di
cermin itu.Itu aku,,benar-benar aku.Yaa,,hari ini adalah akad nikahku.Tak bisa
kusangkal,,degup jantungku tak terkendali, tubuhku gemetar, terus saja aku
bersholawat dan sesekali menarik nafas panjang agar sedikit kudapatkan
ketenangan.
Suara
riuh para tamu menembus pintu kamarku.Semakin ramai suara yg kudengar, semakin
membuat degup jantungku tak terkendali.Yaa Allah,,aku ingin menangis dan
berlari sejauh mungkin.Berilah aku kekuatan tuk jalani semua ini.Aku hanya
boleh menunggu dikamar sampai ijab Kabul selesai dan menunggu calon suamiku
menjemputku untuk keluar.
Lama
aku menunggu,, tiba-tiba saja yg kudengar adalah lantunan do’a.Itu pertanda
ijab qabul telah selesai.Saat ini aku adalah seorang istri dan semoga aku dapat
terus bertaqwa padamu ya Allah dengan berusaha menjadi seorang istri yg
sholeha.Dan seketika itu aku tersentak mendengar suara pintu kamar
terbuka.Hatiku semakin tak tenang.
“Assalamualaikum
Adinda?”
“Waalaikumsalam
………………..Rayhan??!!”Sontak aku terkejut saat kubalikkan tubuhku dan melihat siapa
yg ada dihadapanku saat ini.”Apa yg kau lakukan disini??”tanyaku benar-benar
heran
“Bukankah
ini permintaanmu di surat itu??Bukankah kau yg mengatakan bahwa kau hanya akan
menjalin hubungan dengan lelaki yg telah menjadi mahrommu??Dan sekarang kubuktikan
rasa cintaku padamu dijalan Allah.”penjelasan Rayhan membuatku semakin bingung
“Lalu??
Zidan?? Apa maksud semua ini??”Air mataku pun mengalir tanpa bisa kutahan
“Akulah
zidan yg kau maksud dinda.Aku,,Muhammad Zidan Ar-Rayhan.Dan akulah yg
menginginkanmu.”Ucap Rayhan dengan seulas senyum ikhlas di kedua sdut
bibirnya.Aku pun tersenyum.Rayhan membentangkan kedua tangannya mengajakku
dalam hangat pelukannya.
Terima
kasih yaa Allah atas karunia dan kebahagiaan yg telah kau limpahkan pada
hambamu ini.Ternyta benar, kau telah menyiapkan kebahagiaan lain dibalik
kesedihan yg kurasakan.Sungguh indah karuniaMU ya Allah.Dan inilah akhir kisahku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar