Sabtu, 24 Mei 2014

Cerpen


" indah karuniamu"


Malam ini begitu sunyi,tak ada suara yg kudengar selain rintik hujan dan senandung keluarga jangkrik.Aku duduk terdiam di depan asramaku, Entah apa yg aku fikirkan...aku pun tak tau.Bayangan yg tak jelas kian berganti menembus alam hayalku ,,”Astaghfirullahaladzim,,,”ucapku saat ku tersadar betapa bodohnya aku yg tak bisa memanfaatkan waktu, yg hanya bisa membuang waktu dengan hayalan yg tak jelas. Aku pun beranjak dari dudukku dan segera kulangkahkan kaki ini menuju tempat istirahatku.Dan kuniatkan hati ini tuk menghadapi hari esok dengan penuh ikhlas dengan mengharap barokah.
Yaa,,disinilah aku sekarang.Pesantren tempatku meraup ilmu dan barokah.Tempat dimana aku bisa meraih cita-citaku,Sesuai dengan janjiku pada kedua orang tuaku.Aku tak akan menyia-nyiakan kepercayaan dari mereka dan ikrarku pun tercatat.Sepenuh hati kujalani serangkaian kegiatan religi yg kuyakini slalu membuat hatiku tenang saat iklas menjalankannya.
* * * 
            Semilir angin kian berhembus membawa ketenangan bagi setiap insan.Dengan kuucap “bismillah”,mantaplah niatku tuk menyerap ilmu hari ini.
            “Adinda……!!”
Suara yg tak asing bagiku.Ku balikkan badan dan kutatap wajah wajah cantik yg menghampiriku.
            “ya Zahra???”tanyaku padanya
            “kita berangkat bareng yaa?? Aku ingin menanyakan tentang pelajaran Fiqh minggu lalu.”celoteh Zahra yg begitu periang.yaa,,,dia adalah Zahra.Gadis cantik, pintar, sopan, dan yg terpenting dia adalah sahabatku
            “yaudah,,diskusinya nanti dikelas saja.Gerbabg sudah hampir dibuka.”jawabku pada Zahra.
Dan tak lama dari itu, gerbang asrama putri pun terbuka.Dengan mantap aku dan Zahra meniti langkah menuju madrasah tempat berjuta ilmu bisa kudapatkan.

* * *
            Sembari menanti ustadz tiba, aku berdiskusi dengan Zahra seperti janjiku tadi.Kujelaskan pada Zahra poin-poin terpenting dalam mempelajari ilmu Fiqh ini.Hingga sebuah suara menyapaku
            “Assalamualaikum adinda??”
            “waalaikumsalam ada yg ………”suaraku terhenti saat menatap wajah itu.Tatapannya begitu tenang, suaranya indah kudengar.”Astaghfirullah..”gumamku saat kutersadar yg kulakukan itu salah dan segera kutundukkan kepalaku kembali.”Ada yg bisa saya bantu??”Tanya ku pada pria itu
            “maaf adinda,,aku hanya ingin menyampaikan bahwa kepala madrasah menunggumu di kantor.terima kasih,,Assalamualaikum??”ucapnya cepat-cepat.
            Aku pun segera beranjak dan berjalan menuju kantor.Fikiranku berkecamuk antara senang, dan merasa bersalah.Ya Allah,,ampuni aku yg tak bisa mengindahkan perintahmu.Kupercepat langkahku menuju ruang kepala madrasah,aku ingin segera tahu ada apa sebenarnya beliau memanggilku.
            “Assalamualaikum..”ucapku sembari membuka pintu kantor itu.
            “Waalaikumsalam,,masuklah adinda.”kudengar sahutan lembut dari dalam ruangan itu.
            “maaf ustadzah,,apa ustadaza memanggil saya???”tanyaku ragu
            “begini dinda,,saya hanya ingin memberitahumu bahwa minggu ini akan diadakan lomba membaca kitab Fathul Mu’in,,dan kami pihak madrasah berencana akan mengutusmu untuk mengikuti lomba itu.bagaimana nak,,apa kamu bersedia??”rentetan kalimat itu cukup membuatku tertegun sejenak.
            “hemm..saya bersedia ustadzah,,dan insya allah saya siap mengikuti lomba itu.”kutekadkan niatku dengan senyuman.
            “Alhamdulillah,,semoga kamu dan Rayhan bias membawa nama baik pondok pesantren ini.”ucap beliau dengan senyuman yg begitu tulus.
            “kalau begitu saya permisi ustadzah”ucapku undur diri.
            Disepanjang koridor menuju kelas, otakku trus berfikir keras ‘Rayhan?’ siapa dia?? Baru kali ini aku mendengar namanya.Ahh,,,akhirnya kutepis semua rasa penasaranku, aku yakin orang yg bernama ‘Rayhan’ itu adalah orang yg pintar dan terpercaya dalam mengikuti lomba ini.
            Bel pulang pun berdering,kuucap syukur atas hari ini.Aku bersama Zahra pun melangkah kaki menuju gerbang madrasah untuk pulang dan kembali ke asrama.
            “eh din,,seneng ya bisa mgomong sama rayhan???”celoteh Zahra tiba-tiba
            “Rayhan??Rayhan siapa??”Tanya ku bingung pada Zahra.Apa Zahra tau aku sedang penasaran dengan orang yg bernama rayhan??
            “pura-pura gak tau atau ……….???”ucap Zahra trus memancingku untuk mengaku
            “aku benar-benar tak tau Zahra!”ucapku kemudian
            “Rayhan yg tadi ke kelas untuk memanggilmu ke kantor.”
Aku terkejut dengan ucapan Zahra.Itukah Rayhan??diakah Rayhan yg akan mengikuti lomba bersamaku??.’Subhanallah’ ucapku dalam hati.Dan entah mengapa seulas senyuman tersungging di kedua sudut bibirku.
            “Adinda??”panggil Zahra yg spontan mengejutkanku
            “Eh,,Ahh,,i..iya Zahra??”jawabku gugup
            “kamu kenapa??ayo ngaku?!”Tanya Zahra yg menggodaku dengan senyum nakalnya.
            “Aku tak kenapa-kenapa.”jawabku datar.Dan zahrapun membalasnya dengan senyuman yg tak bi kuartikan.
* * *                
            Hari –hari terus berlari tanpa memerdulikan apapun.Karna itulah waktu,tak kan ada yg bisa menghalanginya untuk terus melaju.Dan begitupun aku,terus menjalankan rutinitas istiqomahku tanpa ada kata lelah.Aku senang berada di sini,bersama sahabat dan banyak teman dengan tujuan yg insya allah sama, yaitu meraup dan mendapakatkan ilmu serta barokahnya.
            Sore ini seperti biasa akan dilaksanakan kegiatan pengajian rutin di mushalla putri.Dan yg membuatku begitu bersemangat, pengajian ini dipimpin langsung oleh kiai besar pengasuh pondok pesantrenku.Dan tanpa membutuhkan waktu yg lama seluruh santri putri pun berkumpul di mushalla putri untuk mengikuti pengajian itu.
            Sembari menanti kedatangan kiai Arifin, aku, Zahra, dan Nabilla membahas materi pengajian minggu lalu.Tanpa sadar, kita pun mendengar suara ricuh seluruh santri di mushalla , aku pun menanyakannya pada Nabilla .
            “bill, ada apa??”tanyaku penuh penasaran
            “kabar bahagia untuk para santri din,,kiai Arifin tak bisa hadir untuk memimpin pengajian ini.”ucap nabilla penuh semanagat
            “Kenapa jadi kabar bahagia?”ucapku masih heran
            “Karna Rayhan akan menggantikan kiai Arifin untuk memimpin pengajian kali ini.Itu yg membuat para santri putri bahagia.”ucap nabilla penuh semangat
            “Rayhan??”tanyaku heran.Kenapa bisa dia?
            “iya din…Rayhan itu adalah abdi dhalem kepercayaan kiai Arifin.Pantas saja jika dia yg diberi kepercayaan untuk memimpin pengajian kali ini.”jelas Zahra dengan semangat
            Kutundukkan kepalaku dan kembali kubaca ulang rentetan tulisan arab yg penuh makna.Aku mulai resah, fikiranku tak tenang.Aku juga tak mengerti mengapa aku seperti ini.Namun, terus ku usahakan untuk berkonsentrasi mengikuti pengajian ini.
            “dinda ,,sepertinya Rayhan sedang memerhatikanmu.”ucap Zahra yg sontak membuatku terkejut.
            “itu hanya perasaanmu saja Zahra.”jawabku mengalihkan pembicaraannya.Aku tak tau apa yg kualami saat ini,  sungguh aku tak mengerti.Konsentrasiku pecah, dan seketika hancur mendengar suara itu.
            “Assalamualaikum ??”Rayhan pun memulai dengan salamnya
            “waalaikumsalam!”jawab seluruh santri putri dengan kompaknya.
            “Permohonan maaf dari kiai Arifin karna tak bisa memimpin pengajian hari ini.Dan perkenankan saya untuk memimpin diskusi pada sore hari ini.Baiklah,,kita langsung mulai saja.Sore ini kita akan membahas tentang bab nikah.”terang Rayhan dengan penuh bijaksana
            Pengajian hari ini berjalan dengan khitmat.Santri pun sepertinya menikmati dan memahami setiap materi yg Rayhan sampaikan.Begitupun aku,aku merasa senang karna aku bisa mendapatkan ilmu baru dari bab yg kupelajari hari ini.Walau pun kutau fikiranku tak sepenuhnya berkonsentrasi.
* * *
            “Semoga sukses Adinda, kami disini slalu mendukung dan mendo’akan mu.”itulah ucapan Zahra terahir kali saat aku akan berangkat mengikuti lomba.Yaa,,hari ini adalah hari-H lomba membaca kitab Fathul Mu’in.Degup jantungku tak beraturan, keringat dingin pun seolah terus mengalir membasahi tubuhku.Kuperbanyak sholawatku, agar aku sedikit tenang hatiku.Beda halnya dengan seseorang yg duduk dikursi depanku.Dia begitu tenang seolah tak ada sedikit pun beban yg dia rasakan.Dan orang itu adalah Rayhan.
            Acara lomba pun usai.Perasaanku begitu lega, aku tak pernah berharap mendapat kemenangan, semua kuserahkan pada sang khaliq.Kami pun bersiap untuk kembali ke pondok pesantren tercinta.
            “Adinda..!!”suara yg kukagumi itu memanggilku.Ku hentikan langkahku dan menunggu kalimat selanjutnya yg akan dia katakana
            “Ada apa Rayhan??”tanyaku berusaha menutupi kegugupanku
            “Aku hanya ingin meminta maaf padamu.”ucapnya datar
            “Untuk apa?Apa kau pernah berbut salah padaku?”tanyaku keheranan
            “mungkin saja,,tapi aku merasakannya.dan mungkin di hari esok aku akan membuat kesalahan lagi pasamu.Jadi aku sangat meminta maaf padamu.”
            “Baiklah.”jawabku singkat walau pun aku tak mengerti apa kesalahannya pada ku.Setelah jawabanku usai,Rayhan segera berjalan pergi dari hadapanku.Fikiranku semakin bingung.Rayhan benar-benar seseorang yg sangat misterius bagiku.Tapi segera kutepis fikiran itu,karna aku tak mau membuat noda dalam diriku dengan cara memikirkan seseorang yg tak boleh aku fikirkan.
            Kedatanganku kembali dipesantren disambut hangat oleh teman-temanku, terutama Zahra.Dia langsung saja menghampiriku yg berjalan menuju asrama.
            “Bagaimana dengan lombamu Dinda??”Tanya Zahra begitu antusias.
            “Menyenangkan Zahra,”jawabku singkat.
            “Menyenangkan karna kau bias mengikuti lomba itu atau karna seharian ini ka uterus bersama Rayhan??”Zahra mulai menggodaku.
            “Sudahlah Zahra,,kau slalu saja menggodaku.”ucapku dengan wajah sedih.Namun percuma saja,,Zahra tak gampang tertipu dengan wajah sedihku itu.
            “Tenanglah Dinda,,hanya kau yg tau.Lebih baik kau beristirahat saja.Karna besok pagi kita harus sekolah.”ucap Zahra mengingatkanku.
            Setelah menunaikan sholat isya’,,aku pun memutuskan untuk beristirahat dan mengumpulkan kembali tenagaku agar besok aku kembali semangat menuntut ilmu.
* * *
            Pagi ini aku begitu bersemangat pergi kesekolah.Entah apa yg aku fikirkan,yg terpenting adalah semangatku untuk mendapatkan ilmu.Seperti biasa, aku dan Zahra melangkah beriringan menuju sekolah madrasah,selagi berjalan di koridor dekat santri putra aku menundukkan kepalaku agar terjaga pandanganku.
            Pelajaran hari ini dapat kuserap dengan lancar tanpa masalah.Aku slalu berusaha agar aku dapat menepati janjiku pada orang tuaku.Aku juga ingin membuat mereka bangga.Itulah yg membuatku semangat untuk terus meraup ilmu dan barokah di pesantren ini.Dan semoga Allah meridhoinya.
            Setelah bel tanda pulang bordering, aku segera beranjak dan mengajak Zahra untuk pulang.Kami berjalan beriringan di koridor madrasah sembari bertukar fikiran tentang pengetahuan baru yg kami tahu.
            “Assalamualaikum?”suara itu memutus pembicaraan kami.
            “Waalaikumsalam>”jawab kami serempak.
            “Zahra,,aku ada urusan denganmu.Bisa kita bicara sebentar??”Ucapnya dengan lembut.Sejenak Zahra menoleh kearah ku,,kuanggukkan kepalaku tanda aku mempersilahkannya.
            “Baiklah.Ada yg bisa kubantu??”ucap Zahra kemudian.Aku segera meninggalkan mereka berdua dan memutuskan untuk pulang ke asrama duluan.
            Kenapa perasaanku tak enak??Ada apa sebenarnya ini??Aku tak boleh merasakan ini.Aku berusaha menghapus fikiran-fikiran yg mengganggu diriku.Tapin tetap saja aku merasa cemas.Akhirnya kuputuskan untuk berwudlu’ dan menunaikan sholat dhuha.
            Alhamdulillah,,sedikit tenang hatiku setelah bercengkrama dengan Allah tuhanku.Inilah luar biasanya sholat sunnah,selalu bisa menjernihkan fikiran dan menenangkan hati setiap insan yg menunaikannya.Usai sholat dhuha, aku berjalan menuju asramaku.Tak lama dari itu kudengar suara Zahra mengucap salam.
            “Assalamualaikum Adinda??”
            “Waalaikumsalam Zahra.Maafkan aku Zahra?Aku memutuskan untuk pulang lebih dulu darimu tadi.”ucapku pada Zahra
            “Sudahlah tak apa. Oh ya,,aku hanya ingin menyampaikan amanah ini padamu Dinda.”sembari memberiku sebuah amplop biru.
            “Apa ini dan dari siapa Zahra??”tanyaku penasaran
            “Nanti juga kau akan tau sahabatku.”ucapnya padaku dan melangkahkan kakinya meninggalkanku.
            Amplop itu masih kupegang, aku tak berani membukanya.Namun rasa penasaranku yg begitu besar mengalahkan rasa takutku.Dengan basmalah dan tanganku yg gemetaran, kubuka amplop itu yg kemudian kutau isinya adalah sepucuk surat.Perlahan, akhirnya kubuka lipatan demi lipatan surat itu.
Denyut nadi yang mendetak dari jantung ini,
tak lagi beraturan seperti biasanya..
yang ku rasa semua mulai berbeda..
karna di setiap langkahku,
ku utarakan namamu..
dan tiap kali aku berhenti,
ku bayangkan wajahmu ..

Tak pernah lepas hayalku mengikat seluruh tubuh ini..
agar tidak meninggalkanmu..
karna di seluruh jiwa dan ragaku,
telah ku ukir indah namamu..
yang pada saat itu pula,
membuat lengkung senyum di bibirku..

Seandainya kau tau perasaan ini..
mungkin saja kau kan marah padaku..
yang tlah salah menyimpan rasa ini padamu..
namun inilah aku..
yang tak mampu berkata untuk menjelaskan isi hati ku..
Aku hanya ingin kau tau adinda tentang hatiku..
maafkan aku yang tlah lancang mengatakannya padamu,
aku harap kau bisa mengerti.
“RAYHAN”
            Tanganku bergetar, jantungku berdegup begitu kencangnya, dan butiran bening itu mengalir di pipiku.Berkali-kali kuucap istighfar agar hatiku tenang, namun sepertinya usahaku sia-sia.Aku hanya bisa diam merenungi apa yg terjadi.Apa yg harus kulakukan ya Allah??
            Lama kuterdiam memikirkan apa yg harus kulakukan saat ini.Dan akhirnya kuputuskan untuk membalas surat itu . Aku slalu berusaha agar fikiranku jauh dari kenegativan.Semoga ini yg terbaik,,batinku dalam hati.Kata demi kata kurangkai tanpa mengurangi rasa hormatku padanya.Surat balasanku itu kutitipkan pada Zahra setelah aku menceritakan apa yg terjadi termasuk isi surat yg telah kutulis.Aku tak bisa membaca ekspresi apa yg ada pada raut wajah Zahra.Kecewakah??
* * *
            Sejak kejadian itu dan semenjak surat balasanku telah diterima Rayhan, aku tak pernah lagi bertemu Rayhan.Melihatnya pun tak pernah.Awalnya aku tak memperdulikannya, tapi akhirnya aku menyerah melawan hatiku sendiri.Aku bimbang, Hawatir akan keberadaan dirinya.Dan hingga akhirnya bentengku benar-benar roboh karna Rayhan.
            Setiap hari aku hanya bisa menangis memikirkannya.Aku tau ini kelakuan paling bodoh dalam hidup,tapi aku tak sekuat yg mereka kira.Aku kalah melawan hati dan perasaanku sendiri.Hingga akhirnya keadaanku melemah dan jatuh sakit.Zahra tahu masalahku dan dialah sahabat yg slalu menemaniku.
            “sudahlah dinda..!!jangan terus-terusan kau menyiksa diri dengan memikirkan orang yg kabarnya pun kita tak tau.”Ucapn Zahra yg prihatin dengan keadaanku.
            “Aku…….A..aku……”air mataku kembali mengalir
            “Adinda,,bukankah kau yg slalu mengajarkanku untuk selalu bertawakal dan berserah diri pada allah??dan kau juga yg mengajariku untuk slalu bersyukur atas segalanya yg Allah berikan pada kita, baik itu rizki atu musibah??Dinda yg ku kenal adalah orang yg arif, kuat, dan slalu berserah diri pada tuhannya. Tapi mengapa saat ini kau menyerah dan lemah??kau benar-benar membuatku kecewa Adinda.”seloroh Zahra panjang lebar.
            “Maafkan aku Zahra??”hanya itu kata-kata yg bisa kuucapkan.Dan kupeluk erat sahabat yg slalu menemaniku itu.
            “kuatkan hatimu Adinda.Allah telah menyiapkan suatu keindahan untukmu.Lebih baik sekarang kau tenangkan dirimu dengan sholat.”nasihat Zahra kemudian.zahra membantuku untuk bangkit dan mengambil air wudlu’.
            Usai menunaikan sholat ashar,Zahra mengantarku kembali ke kamarku.Tapi tiba-tiba kepalaku begitu berat, pandanganku mulai kabur, dan akhirnya gelap.
* * *
            Mataku mulai terbuka dan menatap sekelilingku.Sontak aku segera bangkit dari tidurku dan duduk dengan sopan.
            “Umi??maafkan Dinda umi??”seraya mencium tangan ibuku itu.
            “sudahlah Adinda,,umi mengerti.Tak ada salah anakku.”ucap umi dengan seulas senyum tulus dibibirnya.
            “terima kasih umi??”sembari mencium tangan umi
            “Ada yg harus umi bicarakan denganmu Adinda.”Umi pun memulai pembicaraan.
            “Ada apa umi??kenapa sepertinya sangat serius??”tanyaku penasaran
            “abahmu menyuruh umi untuk menjemputmu.Ada yg harus beliau bicarakan denganmu.”kat-kata umi begitu tenang.
            “Sebenarnya ada apa umi?”aku masih terus bertanya,
            “Sudahlah Adinda,,turuti saja kemauan abimu.Lebih baik sekarang kita minta izin pengasuh.”ajak umi padaku.
            Setelah mendapat izin pulang,Aku berpamitan pada teman-teman dan pada Zahra.Fikiranku tentang Rayhan, kuusahakan terhapus secara perlahan dari otakku.Semoga ini yang terbaik.Dan yg kini berkecamuk dalam fikiranku adalah Abah.Mengapa tiba-tiba abah menyuruhku untuk pulang??Ada apa sebenarnya??Semunya benar-benar membuatku bingung.
            Saat akan kunaiki mobilku,tak sengaja aku melihat seseorang yg sangat tak asing di pandanganku.Yaa,,orang itu sangat ku kenal bahkan sangat kurindukan.Benar,,dia adalah Rayhan,Benar-benar Rayhan.Hatiku mulai tak tenang,,kenapa saat aku sedang berusaha untuk melupakannya,Dia justru hadir kembali di hadapanku??Ya Allah kuatkan aku….
* * *
            Malam hari setelah sampai di rumah,,abah memanggilku keruang kelurga.Aku pun hanya menurut dan segera menuju ruang keluarga.Ternyata disana mereka telah berkumpul.Abah, umi, dan seorang pria yg tak kukenal.Aku terdiam dan hanya bisa menundukkan kepala menanti apa yg akan abah bicarakan padaku.
            “Baiklah,,begini Dinda,kami semua berkumpul disini ingin membicarakan sesuatu denganmu.”abah memulai pembicaraannya.Semua hanya bisa terdiam termasuk aku.Abah pun melanjutkan pembicaraannya.
            “Abah harap kamu bisa menjadi anak yg baik untuk abah dan umi.Dan abah harap kamu tidak akan mengecewakan abah dan umi.”sekali lagi abah mengingatkan ku.
            “insya allah abah, umi.”ucapku gemetar.
            “abah dan umi sudah memikirkan hal ini matang-matang.Abah dan umi berencana akan memberhentikanmu dari pesantren.”
            “Tapi kenapa abah??umi??apa Adinda membuat kesalahan besar??”kata-kata abah cukup membuatku terkejut.Namun abah hanya tersenyum mendengar ucapanku.
            “tidak Adinda,,kau adalah anak abah yg paling baik.”
            “Lalu kenapa abah??”tanyaku masih penasaran.
            “hemm,,,begini Adinda,abah dan umi berencana akan menikahkanmu.Dan lelaki di samping abah ini adalah calon mertuamu.”abah berkata dengan sangat tenangnya.Namun lain halnya dengan ku. Penjelasan abah bagai sambaran petir di telinga.
            “Kenapa abah tak pernah mengatakannya pada Dinda bah,,??dan sekarang pun dinda bingung bah,,apa yg harus dinda lakukan??”Aku tak bisa menahan air mataku,tetesan bening itu mengalir dipipiku tanpa bisa kukontrol.
            “Lebih baik menurut apa kata abahmu.”ucap umi menengahi dan berusaha menenangkanku.
            “abah yakin Zidan adalah laki-laki yg baik dan bisa menjadi imam yg baik juga untukmu.Ini yg terbaik untukmu nak.”abah kembali meyakinkanku.
            “Apa dinda boleh meminta waktu untuk berfikir bah??”
            “Tak banyak waktu nak,,Akad nikahmu akan dilaksanakan besok lusa.”Ucapan abah semakin membuatku tak bisa berkutik.Hanya air mata ini yg bisa menjawabnya.Ya Allah,,apa yg harus aku lakukan??aku tak ingin mengecewakan orang tuaku, tapi bagaimana dengan hatiku??
            “Jika memang ini yg terbaik,,Dinda bersedia abah.”Ucapku dengan berat hati.kurasa air mata ini semakin deras mengalir.Semoga ini keputusan yg terbaik untukku.
            “Alhamdulillah.”syukur abah setelah mendengar keputusanku.”Persiapkanlah dirimu Dinda,,abah yakin Zidan adalah lelaki yg baik untukmu.”lanjut abah padaku.
            ‘Zidan’??siapa dia??namanya begitu asing di telingaku.Tapi aku harap dia benar-benar laki-laki yg baik pilihan abah dan umi.Aku pun kembali ke kamar setelah abah menyuruhku.Ku tenangkan dirikuku dan berusaha kutepis semua fikiran-fikiran negative yg ada.Aku pun harus mempersiapkan diriku untuk besok lusa.Kutarik panjang nafasku dan kuputuskan tuk mengakhiri aktivitasku hari ini.
* * *
            Aku duduk terpaku di depan cermin kamarku,melihat pantulan bayangan seseorang di cermin itu.Itu aku,,benar-benar aku.Yaa,,hari ini adalah akad nikahku.Tak bisa kusangkal,,degup jantungku tak terkendali, tubuhku gemetar, terus saja aku bersholawat dan sesekali menarik nafas panjang agar sedikit kudapatkan ketenangan.
            Suara riuh para tamu menembus pintu kamarku.Semakin ramai suara yg kudengar, semakin membuat degup jantungku tak terkendali.Yaa Allah,,aku ingin menangis dan berlari sejauh mungkin.Berilah aku kekuatan tuk jalani semua ini.Aku hanya boleh menunggu dikamar sampai ijab Kabul selesai dan menunggu calon suamiku menjemputku untuk keluar.
            Lama aku menunggu,, tiba-tiba saja yg kudengar adalah lantunan do’a.Itu pertanda ijab qabul telah selesai.Saat ini aku adalah seorang istri dan semoga aku dapat terus bertaqwa padamu ya Allah dengan berusaha menjadi seorang istri yg sholeha.Dan seketika itu aku tersentak mendengar suara pintu kamar terbuka.Hatiku semakin tak tenang.
            “Assalamualaikum Adinda?”
            “Waalaikumsalam ………………..Rayhan??!!”Sontak aku terkejut saat kubalikkan tubuhku dan melihat siapa yg ada dihadapanku saat ini.”Apa yg kau lakukan disini??”tanyaku benar-benar heran
            “Bukankah ini permintaanmu di surat itu??Bukankah kau yg mengatakan bahwa kau hanya akan menjalin hubungan dengan lelaki yg telah menjadi mahrommu??Dan sekarang kubuktikan rasa cintaku padamu dijalan Allah.”penjelasan Rayhan membuatku semakin bingung
            “Lalu?? Zidan?? Apa maksud semua ini??”Air mataku pun mengalir tanpa bisa kutahan
            “Akulah zidan yg kau maksud dinda.Aku,,Muhammad Zidan Ar-Rayhan.Dan akulah yg menginginkanmu.”Ucap Rayhan dengan seulas senyum ikhlas di kedua sdut bibirnya.Aku pun tersenyum.Rayhan membentangkan kedua tangannya mengajakku dalam hangat pelukannya.
            Terima kasih yaa Allah atas karunia dan kebahagiaan yg telah kau limpahkan pada hambamu ini.Ternyta benar, kau telah menyiapkan kebahagiaan lain dibalik kesedihan yg kurasakan.Sungguh indah karuniaMU ya Allah.Dan inilah akhir kisahku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hetalia: Axis Powers - Taiwan